Pengolahan Sampah Organik dan Limbah Rumah Tangga
Pengolahan Sampah Organik dan Limbah Rumah Tangga
Balik lagi Sobat Pena, kali ini kita akan bahas, bagaimana sih cara mengolah sampah organik dan limbah rumah tangga, penasaran kan?
Sampah akan menjadi masalah besar jika tidak ditangani dengan benar. Sudah banyak negara mendiskusikan solusi untuk mengatasi sampah yang dari hari kehari semakin menumpuk. Masyarakat Indonesia pada umumnya belum dapat mengolah sampah dengan efektif. Limbah yang dihasilkan diangkut dan dibuang begitu saja ditempat yang sudah disediakan tanpa adanya proses lanjut untuk mengelola sampah tersebut (Wiryono. B, Muliatiningsih, Dewi. E. S, 2020: 2). Kebanyakan masyarakat lebih banyak menghasilkan sampah yang bersifat organik. Berdasarkan survei Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021, komposisi sampah di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta didominasi oleh sampah organik dan limbah rumah tangga (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, 2021). Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan ataupun hewan.
Gambar 1. Komposisi Sampah Berdasarkan Jenis Sampah di DIY 2021
(Sumber: Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, 2021 )
Penumpukan sampah organik dan limbah rumah tangga yang terjadi di desa Logandeng, kelurahan Playen, Gunung Kidul dapat menimbulkan masalah bagi penduduk maupun lingkungan, jika tidak ada upaya untuk mengatasinya. TPS 3R desa Logandeng menjadi tempat sementara penampungan sampah yang selama 2 tahun di masa pandemi Covid-19 tidak berjalan dengan baik. Di desa Logandeng pengolahan sampah organik dan limbah rumah tangga belum dapat dimanfaatkan secara efektif. Kebanyakan masyarakat desa Logandeng enggan untuk mengelola sampah. Dikutip dari redaksi solopos.com tahun 2011, menyatakan bahwa kecamatan Playen dan Wonosari masih kurang baik dalam pengolahan limbah dan sampah serta sistem drainase yang mengakibatkan tidak mendukung terciptanya lingkungan yang sehat (Cahyono. B, 2011).
Letak TPS 3R desa Logandeng dekat dengan sungai yang airnya akan mengalir ke bendungan yang digunakan warga desa untuk mengairi persawahan. Sebab mayoritas penduduk desa Logandeng berprofesi sebagai petani. Jika air sungai tercemar dapat mempengaruhi produktivitas pertanian di desa tersebut. Sampah organik yang tidak diolah dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif, seperti munculnya bibit penyakit, bakteri dan pencemaran lingkungan (Zuriyani. E, Despica. R, 2020: 34). Aulia, dkk (2021) mengatakan bahwa “Kerusakan lingkungan akibat sampah dapat terjadi dimulai dari sumber sampah” (Aulia, dkk, 2021: 63). Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut. Adanya permasalahan tersebut diharapkan sampah-sampah organik dan limbah rumah tangga dapat diolah kembali guna meningkatkan produktivitas pertanian di desa Logandeng, Playen, Gunung Kidul, DIY.
Gambar 2. TPS 3 R Logandeng, Playen, Gunungkidul, DIY
(Sumber : Youtube UKM Penelitian UNY, 2022)
Gambar 3. Kondisi sekitar TPS 3R Logandeng Playen, Gunungkidul, DIY
(Sumber : Youtube UKM Penelitian UNY, 2022)
Adanya permasalahan tersebut, inovasi untuk mengelola sampah organik dan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik dapat menjadi salah satu solusinya. Selain itu pupuk yang dihasilkan dapat berguna bagi para petani yang berada di desa Logandeng, kelurahan Playen, Gunung Kidul untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya. Sampah organik dan limbah rumah tangga yang akan diolah berasal dari penggunaan masyarakat. Pupuk organik dipilih menjadi salah satu solusi menangani sampah organik dan limbah rumah tangga, karena manfaat pupuk organik yang baik bagi tanaman dan lingkungan. Selain itu harga pupuk organik yang tergolong mahal dan pertanian organik memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Roidah. I. S (2013), mengatakan pencapaian yang dihasilkan dari pengembangan pertanian organik akan lebih tinggi dibandingkan pertanian anorganik (Roidah. I. S, 2013: 31). Metode yang dipilih dalam penelitian ini berupa literature review melalui berbagai sumber terpercaya untuk menentukan pengolahan sampah menjadi pupuk organik yang efektif. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan sampah organik dan limbah rumah tangga sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian di desa Logandeng, Playen, Gunung Kidul, DIY.
Komentar
Posting Komentar