Pupuk Organik ala Seyegan

 Pupuk Organik ala Seyegan

  
 

    Menurut Sobat Pena, pilih pupuk organik atau pupuk kimia? Apa perbedaan dari keduanya? Mari simak yukk!

    Pupuk kimia hanya terkandung dari beberapa jenis unsur hara dengan jumlah banyak dan komposisinya yang pasti dikarenakan sudah ditakar dan ditentukan, unsur hara dari pupuk kimia mudah diserap dan lebih mudah hilang ketika mengalami erosi, reaksi yang terjadi pada pupuk kimia lebih cepat untuk jangka panjang dapat merusak struktur tanah hingga mengurangi kesuburan tanah, pupuk kimia dapat membunuh mikroorganisme lain serta dapat merusak suatu ekosistem dikarenakan kuantitas senyawa kimia yang ditingkatkan supaya memberikan efek yang maksimal.

    Pupuk organik terkandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap meskipun komposisi dari masing-masing cenderung sedikit, pupuk organik kurang cepat diserap tanaman karena bentuknya yang terlalu kompleks, pupuk organik reaksinya cenderung lebih lama bagi tanaman sehingga cocok digunakan untuk jangka lama, mampu meningkatkan kemampuan tanah terkait hal menyimpan air, mampu menunjang pertumbuhan organisme tanah yang kaya mikroorganisme sehingga memberikan nutrisi berkelanjutan, dan mampu mengurai nutrisi penting untuk tanaman.

    Sobat Pena udah tau kan bedanya pupuk organik dan pupuk kimia? Kalau ditinjau dari keseluruhan lebih baik menggunakan pupuk organik bukan? Penasaran gak sama pupuk organik yang dibuat ala Seyegan? Simak lagi yuk..


Bahan-bahan yang Dibutuhkan:

1. Jerami padi

2. Tepung ikan atau sisa-sisa ikan

3. Lumpur sawah atau tanah liat

4. Daun pisang atau jeruk purut

5. Air

6. Wadah atau tong besar untuk fermentasi

7. Ember atau wadah kecil untuk menyimpan pupuk

Langkah-langkah Pembuatan Pupuk Padi:

1. Persiapan Jerami Padi Kumpulkan jerami padi yang sudah kering dan bersih. Pastikan jerami tersebut tidak terkontaminasi dengan bahan kimia atau pupuk sintetis. Potong jerami menjadi potongan kecil agar lebih mudah terurai dan terfermentasi.

2. Persiapan Bahan Tambahan Campurkan tepung ikan atau sisa-sisa ikan dengan lumpur sawah atau tanah liat. Tambahkan air sedikit demi sedikit hingga membentuk pasta yang kental. Tepung ikan mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, sementara lumpur sawah atau tanah liat berfungsi sebagai sumber mikroorganisme yang bermanfaat.

3. Fermentasi Tempatkan jerami yang sudah dipotong ke dalam wadah atau tong besar. Siram jerami dengan campuran tepung ikan, lumpur sawah, dan air. Pastikan semua jerami terendam dalam campuran tersebut. Tutup wadah atau tong dengan kain kasa untuk mencegah masuknya serangga dan membiarkan udara masuk. Simpan wadah atau tong di tempat yang teduh dan hangat selama 2-3 minggu. Selama periode fermentasi, mikroorganisme akan mengurai jerami dan menghasilkan nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman.

4. Pemrosesan Akhir Setelah 2-3 minggu, periksa pupuk padi yang telah difermentasi. Pupuk yang matang akan berbau seperti tanah humus dan berwarna coklat gelap. Saring pupuk menggunakan saringan atau kain kasa untuk memisahkan bagian yang belum terurai. Sisa-sisa yang belum terurai dapat dikembalikan ke dalam wadah fermentasi untuk proses yang lebih lanjut. Pupuk yang sudah disaring dapat disimpan dalam ember atau wadah kecil untuk digunakan pada waktu yang tepat.


Komentar

  1. apakah cuaca berpengaruh pada proses pembuatannya?

    BalasHapus
  2. Wah keren bisa buat pupuk sendiri di rumah, terima kasih untuk informasinya!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengolahan Sampah Organik dan Limbah Rumah Tangga

Panas Terik Muncul Hujan

Sungai Tercemar di Yogyakarta